METODE KERJA
PEMECOKAN DENGAN MTT
Sumber: PERJANA, BAB 3: Perawatan Jalan Rel &
Penataan Pengelolaan Sarana Pemeliharaan Jalan Rel Pola Terpadu,
Instruksi Direksi No : TM.402/VI/3/KA-2008 Tanggal : 30 juni 2008
Tujuan cara ini adalah: Secara otomatis pengangkatan jalan rel dan pemecokan balas dibawah bantalan dilakukan sampai kedudukan
yang benar dengan penggetaran dan penekanan / pemadatan.
Kegiatan ini dilaksanakan tanpa pengorekan balas.
Syarat: Lintas masuk dalam katagori “A”
Pengoptikan Untuk Angkatan Dan Listringan:
Ÿ Dicatat dalam buku
Ÿ Dilakukan tidak terlalu lama dengan pemecokan (maksimum : 2 hari)
Ÿ Batasan mesin per pekerjaan untuk angkatan 30mm & listringan 30mm
Ÿ Untuk lengkung harus dilakukan opname lengkung dan perbaikan
manual lebih dahulu.
Ÿ Cek kesiapan dengan “jalan kaki” dilakukan bersama oleh pihak kru /
operator dan pihak Daop / Manager JJ / Inspektor JJ / SK / KAT
Ÿ Pengalokasian “window time khusus” (pola terpadu)
Ÿ Menyiapkan tempat standby mesin di emplasemen terdekat.
Persyaratan Yang Harus Dipenuhi Untuk Mendapatkan Kualitas Dan
Daya Tahan Pemecokan Yang Baik:
• Lapisan di bawah balas (sub-balas) berada dalam kondisi yang baik
• Balas dalam kondisi bersih dan cukup dengan kedalaman dibawah
bantalan minimal 15 cm untuk bantalan kayu dan 20 cm untuk bantalan
beton
• Material jalan rel (rel dan bantalan) harus dalam kondisi yang baik, alat
penambat terkunci dengan baik dan sambungan terpelihara
• Dilakukan optik untuk menentukan angka angkatan dan lestrengan
yang diperlukan
• Dilakukan profil balas sebelum dan sesudah pemecokan dengan
mesin PBR/SSP/USP untuk lebih baik dan merata hasilnya
• Dilakukan pemadatan dengan mesin VDM untuk mendapatkan daya
tahan pemecokan yang baik
• Untuk bantalan besi tidak direkomendasi, karena harus diikuti
pemecokan pada bagian tengah bantalan dengan manual / HTT
(bentuk bantalan besi berupa cekungan)
Catatan :
Pada penggantian bantalan baru untuk mencapai ketebalan balas
dibawah bantalan dilakukan lebih dahulu pemecokan dengan
manual/HTT sampai mencapai ketebalan yang disyaratkan untuk
dilakukan pemecokan dengan MTT
METODE KERJA
PEMECOKAN DENGAN MTT
Sumber: PERJANA, BAB 3: Perawatan Jalan Rel &
Penataan Pengelolaan Sarana Pemeliharaan Jalan Rel Pola Terpadu,
Instruksi Direksi No : TM.402/VI/3/KA-2008 Tanggal : 30 juni 2008
Prosedur Kerja Sebelum Pemecokan MTT
Lakukan pemeriksaan jalan rel / lahan:
Ÿ Pemeriksaan ketebalan balas
Ÿ Pemeriksaan balas samping
Ÿ Pemeriksaan lapisan kebersihan balas (kecrotan, balas mati dll)
Ÿ Pemeriksaan bantalan (termasuk jarak bantalan dan siku bantalan)
Ÿ Pemeriksaan alat penambat
Ÿ Pemeriksaan sambungan rel, tidak boleh terdapat pastuk
Ÿ Pemeriksaan keausan rel
Ÿ Pemeriksaan perlintasan
Ÿ Pemeriksaan BH / jembatan
Ÿ Pemeriksaan Wesel-wesel
Ÿ Pemeriksaan Lengkung: opname lengkung, hitung geseran, hasil geseran
tulis pada bantalan.
Lakukan pengoptikan
Ÿ Optik Angkatan (vertikal)
Ÿ Optik Listringan (horisontal)
Ÿ Hasil optik dituliskan pada bantalan dan dicatat
Menentukan metode kerja:
Ÿ Metode Kompensasi
Ÿ Metode Presisi
Batasan Pengoperasian MTT:
• Batasan nilai angkatan dalam 1 x tamping / pemecokan adalah 20–30 mm
• Untuk mendapatkan nilai angkatan > 30mm harus dilakukan berulangulang, dengan durasi tamping yang satu keberikutnya setelah (masa
penstabilan) ± 20.000 ton atau 5 hari dengan minimum 1 KA berat yang
lewat. Contoh : untuk nilai angkatan 90 mm harus dilakukan 3x tamping.
Ÿ Batasan nilai geseran 30mm dalam 1x geseran
Prosedur Kerja Sesudah Pemecokan:
• Memeriksa kondisi bantalan dan alat penambat yang telah dilakukan
pemecokan
• Memeriksa kondisi geometri jalan rel (vertikal dan horisontal) dengan alat
ukur (timbangan;benang), dan segera menghentikan apabila terjadi
penyimpangan akibat pemecokan
• Memeriksa kondisi balas, baik diantara bantalan maupun diujung bantalan
• Dilanjutkan profil balas dengan PBR/SSP dan dilakukan pemadatan pada
permukaan balas (dengan mesin VDM)